Stunting merupakan masalah kesehatan utama pada anak di bawah usia 5 tahun, ditandai dengan tinggi badan di bawah -2 SD dari standar WHO, yang mencerminkan kegagalan pertumbuhan kronis. Di Jawa Tengah, prevalensi stunting masih tinggi yaitu 20,8% (SSGI 2022), melebihi ambang batas WHO sebesar 10%. Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga mengganggu perkembangan kognitif, motorik, meningkatkan risiko penyakit tidak menular, serta menurunkan kepercayaan diri anak. Faktor penyebabnya antara lain BBLR, infeksi masa kehamilan atau dini, rendahnya pendidikan orang tua, dan status ekonomi. Selain itu, anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB), khususnya tipe asianotik yang tidak menunjukkan gejala kebiruan dan sering terlambat terdiagnosis, berisiko mengalami stunting karena gangguan kronis yang memengaruhi asupan dan metabolisme gizi. Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti prevalensi stunting pada anak usia 0–5 tahun dengan PJB asianotik di RSUD Dr. Moewardi untuk memperkuat pemahaman tentang hubungan penyakit kronis dan status gizi pada anak.