Diabetes mellitus (DM) atau sering di sebut dengan kencing manis merupakan penyakit gula dengan golongan penyakit kronis. Penyakit ini awalnya ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia). Penyakit ini bermula dengan Organ pancreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai dengan jumlah kebutuhan tubuh. Hormon insulin tersebut bertugas untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh, yang mengakibatkan adanya gangguan metabolisme dalam tubuh. (Faswita, 2019). Diabetes termasuk dalam PTM (Penyakit tidak menular)yang menyebabkan kematian tahun 2019 pada umur rata rata 20-79 di dunia banyak kasus sekitar pada 463 juta penduduk penyandang diabetes melitus, dengan prevalensi 9,3%, dan perkiraan angka akan terus meningkat. Arab - Afrika Utara dan Pasifik Barat menempati peringkat pertama dan kedua tertinggi diantara 7 regional di dunia dengan prevalensi sebesar 12,2% dan 11,4%. Wilayah Asia Tenggara menempati peringkat ketiga dengan prevalensi sebesar 11,3%. International Diabetes Federation (IDF) memproyeksikan jumlah penyandang diabetes mellitus umur 20 - 79 pada 10 negara dengan jumlah penyandang tertinggi adalah negara Cina, India, dan Amerika Serikat menempati urutan tiga teratas dengan jumlah penyandang diabetes mellitus sebesar 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta. Penyandang diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2019 menduduki peringkat ketujuh dari 10 negara dengan kasus jumlah pasien diabetes mellitus tertinggi dengan jumlah 10,7 juta. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskerdas) 2018 menunjukkan angka prevalensi penyandang diabetes mellitus di Indonesia mencapai 8,5% yang diperkirakan akan terus meningkat. (Kementerian kesehatan republik indonesia, 2020). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2019), Diabetes Melitus merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) terbanyak kedua
Di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 13,4% setelah penyakit hipertensi. Jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 652.822 jiwa di Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 dan sebanyak 83,1% telah diberikan pelayanan kesehatan yang sesuai standar (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019). Pasien diabetes jika tidak segera di obati akan menimbulkan komplikasi, komplikasi pada penderita Diabetes mellitus sering menyebabkan kematian daripada penyakitnya sendiri oleh karena ini diabetes menjadi salah satu target tindak lanjut para pemimpin dunia. Penderita diabetes milletus ketika mengalami gula darah tinggi sering merasakan banyak kencing (polyuria), mudah haus (polydipsia), dan mudah lapar (polyphagia). Hal ini jika tidak segera ditangani akan menyebabkan komplikasi baik akut maupun kronik. Penderita yang mempunyai komplikasi akut hiperglikemia atau koma diabetikum (Dian saviqoh, 2021). Tidak hanya itu komplikasi akut lainnya diabetik ketoasidosis (DKA), dan hipoglikemia, komplikasi kronik yaitu hipertensi, penyakit arteri koroner, stroke, retinopati diabetik, nefropati diabetik. Penyakit ini juga berdampak pada jantung, ginjal (nefropati),saraf (neuropati), mata (retinopati), pembuluh darah (makrovaskular dan mikrovaskular) (Putri et al., 2019). Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak menular yang berbahaya bahkan bisa mengakibatkan kematian, dengan kasus yang sangat tinggi ini menjadi tantangan sebagai perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang komperhensif, mulai dari pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi agar masalah pasien segera teratasi. Kebanyakan penderita kurang pengetahuan dan tidak sadar bahwa dirinya mengidap penyakit tersebut dengan tidak adanya komplikasi atau dengan komplikasi yang akut maupun kronik. Berdasarkan data tersebut penulis tertarik melakukan studi kasus asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus.