Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak terkendali akibat perubahan sel yang mengalami transformasi, sehingga sel kanker memiliki kemampuan untuk bertahan hidup, berkembang agresif, dan menyebar ke jaringan lain (Brown et al., 2023). Salah satu jenis kanker yang menjadi perhatian adalah kanker ovarium, yaitu penyakit ganas yang dapat berkembang di ovarium, saluran tuba falopi, atau peritoneum primer, dengan mayoritas berasal dari kanker epitelial. Kanker ini sulit dikenali pada tahap awal karena belum tersedia metode skrining yang efektif, sehingga sebagian besar kasus baru ditemukan pada stadium lanjut (WHO, 2025). Kanker ovarium termasuk kanker ginekologi dengan angka kematian tinggi dan menjadi masalah kesehatan serius, di mana Indonesia menempati peringkat keempat dunia dalam jumlah kasus dan kematian akibat kanker ovarium (Prihantono et al., 2023). Tahun 2020, kanker ovarium menduduki peringkat ke-10 kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia dengan 14.896 kasus, serta memiliki tingkat fatalitas tiga kali lebih tinggi dibanding kanker payudara, dan diperkirakan angka kematian akan meningkat signifikan pada tahun 2040 (Handayani, 2022; Nersesian et al., 2019). Faktor risiko kanker ovarium meliputi usia, genetik, kontrasepsi, paritas, dan obesitas. Obesitas berperan penting melalui peningkatan estrogen akibat aktivitas aromatase di jaringan lemak, ketidakseimbangan hormon, peradangan kronis melalui sitokin seperti IL-6 dan TNF-?, serta peningkatan leptin dan IGF-1 yang memperkuat proliferasi sel kanker ovarium (Khanlarkhani et al., 2022). Beberapa penelitian mendukung adanya hubungan signifikan antara obesitas dengan kejadian kanker ovarium (Oktavia Ningrum et al., 2023; McCormick, 2025; Shea et al., 2023), meskipun penelitian lain menemukan hasil berbeda (Masuda et al., 2020). Perbedaan temuan ini mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan obesitas dengan kanker ovarium, khususnya di RSUD Dr. Moewardi sebagai rumah sakit tipe A dengan banyak rujukan pasien dari Jawa Tengah, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai keterkaitan obesitas dengan kejadian kanker ovarium.