Bunuh diri masih menjadi satu di antara penyebab utama kematian di dunia. Sebanyak 703.000 orang melakukan bunuh diri setiap tahunnya. Pada tahun 2019, lebih dari satu dari 100 kematian di dunia (1,3%) diakibatkan karena bunuh diri. Sebanyak 77% kematian akibat bunuh diri terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan menengah dan 58% bunuh diri terjadi pada usia di bawah 50 tahun (World Health Organization, 2019). World Health Organization (WHO) memperkirakan terjadi 6544 kasus bunuh diri di Indonesia pada tahun 2019. WHO memasukkan perkiraan angka bunuh diri ini pada golongan 4 yang menunjukkan kualitas dan reliabilitas data di Indonesia yang buruk (World Health Organization, 2019). Data terkait jenis kelamin dan metode bunuh diri yang banyak di lakukan pada tingkat nasional maupun provinsi tidak mudah didapatkan. Kasus bunuh diri yang tidak dilaporkan mencapai 859,10%, selain karena pencatatan kematian yang tidak memadai, hal ini dapat diakibatkan karena adanya permintaan dari pihak keluarga yang untuk tidak melaporkan kasus bunuh diri yang terjadi atau petugas kepolisian yang tidak melakukan penyelidikan (Onie et al., 2024). Kepolisian Indonesia mencatat terjadi 451 kematian akibat bunuh diri pada Januari hingga Oktober 2023, dengan Jawa tengah menjadi penyumbang terbanyak dengan 174 kasus, diikuti Jawa Timur 82 kasus, Bali 42 kasus, dan Jawa Barat 31 kasus (Pusiknas, 2023). Bunuh diri di Indonesia terjadi pada segala usia, mulai dari 10 tahun hingga lebih dari 70 tahun, dengan mencapai puncak pada usai 26-30 tahun. Laki-laki lebih banyak melakukan bunuh diri dibanding perempuan (Onie et al., 2024). Salah satu alat yang digunakan untuk membantu penyidikan terhadap kasus bunuh diri adalah Visum et Repertum. Visum et Repertum dapat memberikan informasi terkait identitas korban, perlukaan pada korban, perkiraan kematian, dan bagaimana korban meninggal (Parinduri, 2020). Saat ini, belum ada data terbuka yang menggambarkan korban bunuh diri di Surakarta. Hal ini yang menjadikan penulis tertarik untuk dapat melakukan penelitian terkait gambaran korban dicurigai bunuh diri di Surakarta.
Pernyataan Tanggungjawab
THERESIA TRIVIKA MILLENIA AGUSTIN RAHMAWATI, NIM G0018207