Coronavirus 2019 (Covid-19) disebabkan oleh sindrom pernafasan akut berat coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menular melalui dua cara yaitu kontak dekat dengan orang yang terinfeksi dengan penyebaran droplet ke mulut, mata, hidung, atau saluran napas hingga alveoli, serta sentuhan dari benda tertentu yang mengandung virus tersebut (Wang et al., 2020). Pada kehamilan dengan infeksi coronavirus 2019 (COVID-19) telah terbukti meningkatkan risiko untuk luaran maternal yang tidak baik (Allotey et al., 2020). Tumor necrosis factor alpha (TNF-?) adalah sitokin bersifat sitotoksin yang memiliki efek pleiotropik pada berbagai jenis sel. TNF-? merupakan sitokin yang berperan dalam regulasi inflamasi, pertahanan tubuh, apoptosis dan perkembangan organ yang diproduksi oleh makrophage dan juga diproduksi oleh banyak sel meliputi limposit T dan B, mas sel, fibroblasts, keratinocytes, osteoblasts, sel otot polos dan distimulasi oleh pertama, infeksi yang terdiri dari bacterial produk (liposakarida), virus, jamur, parasite dan inflamasi sitokin (IL-1, interferon, virus, parasite, complemen dan imun complek) (Wong et al., 2021). Sitokin TNF-? mempengaruhi fungsi sel endotel dengan meningkatkan permeabilitas vaskular dan menginduksi apoptosis sel trofoblas dengan mengaktifkan serta merusak sel endotel seperti halnya karakteristik patofisiologi pada preeklampsia (Aggarwal et al., 2018). TNF-? memiliki aksi proinflamasi yang kuat, mengerahkan efek pleiotropik pada berbagai jenis sel dan memainkan peran ganda, karena ia bertindak sebagai agen imunitas bawaan dan patologi inflamasi (Mehta et al., 2022). Preeklamsia mempengaruhi 2% hingga 8% kehamilan di seluruh dunia dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal yang signifikan. Plasenta terbukti memainkan peran sentral dalam patogenesis preeklamsia. Ciri khas patofisiologi preeklamsia adalah gangguan invasi trofoblas ke arteri spiral uterus, yang menyebabkan penurunan perfusi plasenta, hipoksia/iskemia, dan insufisiensi nutrisi. Perubahan ini telah dikaitkan dengan kematian sel trofoblas, termasuk apoptosis, nekrosis, nekroptosis, dan piroptosis (Cheng et al., 2019). Preeklamsia merupakan sindrom klinis kehamilan yang menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 sebagai Covid-19 yang mengakibatkan perubahan fungsi plasenta (Cheng et al., 2019). SARS-CoV-2 memasuki sel inang melalui reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), gejala yang dihasilkan adalah vasokonstriksi, yang disebabkan oleh gangguan pada sistem renin-angiotensin (RAS). Fitur lain dari preeklamsia termasuk disfungsi endotel karena iskemia plasenta, yang menyebabkan ketidakseimbangan faktor angiogenik dan antiangiogenik yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah, proteinuria, perubahan enzim hati, gagal ginjal, dan trombositopenia. (Rasmussen et al., 2020). Kesamaan utama wanita yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan preeklamsia adalah peningkatan sitokin pro-inflamasi, dan peningkatan feritin serum dan trombositopenia. Diagnosis banding preeklamsia selama kehamilan dari ibu hamil yang positif SARS-CoV-2 adalah melalui penilaian perkembangan vaskular plasenta melalui VEGF, PlGF, dan faktor antiangiogenik sFlt-1. Disregulasi keseimbangan ini juga dapat terjadi karena mediator inflamasi, termasuk sitokin (misalnya IL-1, INF-?, TNF-?) dan jalur kaskade komplemen (Papageorghiou et al., 2021; Sathiya et al., 2022). Plasenta adalah organ yang dapat mengekspresikan reseptor yang berbeda dan mikrovesikel yang dikirim secara dinamis melalui kehamilan. Organ ini memediasi hormonal, nutrisi, dan oksigen dari ibu ke janin sambil memodulasi respons imun ibu (Rasmussen et al., 2020). Pada suatu studi, kadar protein dan mRNA IL-6 dan TNF-? ditemukan meningkat secara signifikan pada jaringan plasenta preeklamsia (Aggarwal et al., 2018). Selain itu, peningkatan regulasi ekspresi IL-6 dan TNF-? juga ditemukan pada plasenta positif SARS-CoV-2. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan peningkatan kadar serum IL-6, IL-10, dan TNF-? pada neonatus negatif SARS-CoV-2 yang lahir dari ibu yang terinfeksi (Figueiredo et al., 2021). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa preeklamsia dikaitkan dengan peningkatan sinyal inflamasi, serta tingkat penanda regulasi kekebalan yang lebih rendah. Resolusi dari infeksi SARS-CoV-2 memerlukan pengurangan sinyal inflamasi seperti IL-6 dan TNF-? oleh mediator pelindung seperti sel T regulator (Treg) dan IL-10. (Rangchaikul & Venketaraman, 2021). Polimorfisme sitokin, seperti polimorfisme TNF-? 308G/A (rs1800629) memainkan peran penting dalam perkembangan janin, yang terdapat di ovarium, endometrium, plasenta, dan janin, dan juga dalam cairan ketuban dalam konsentrasi yang berbeda. Peningkatan TNF-? selama kehamilan dapat menyebabkan nekrosis jaringan pada plasenta dan hipoksia (English et al., 2015). Oleh karena hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian perbedaan ekspresi TNF-? pada plasenta pasien preeklamsia, Covid-19 dan Covid-19 dengan preeklamsia.