SIPUS IMOET

(SISTEM PERPUSTAKAAN DIGITAL RSUD Dr. MOEWARDI TERPADU)

  • Jurnal IBEHS
  • Pendaftaran Sipus Imoet
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Perpustakaan Jejaring
    Perpustakaan ITS PKU Perpustakaan UMS Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arpusda Jateng Perpustakaan UNS
  • Area Anggota
    Masuk Daftar Online
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PELVIS DENGAN SUSPEK FRAKTUR DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. MOEWARDI

Text

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI PELVIS DENGAN SUSPEK FRAKTUR DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. MOEWARDI

ABELIA WANGI PRATAMA, NIM P1337430121016 - Nama Orang;

Tidak Tersedia Deskripsi


Ketersediaan
P03244S370 Abe PPERPUSTAKAAN RSUD Dr. MOEWARDI (PDF)Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
PROGRAM STUDI RADIOLOGI SEMARANG PROGRAM DIPLOMA TIGA KEMENKES POLTEKKES SEMARANG
No. Panggil
370 Abe P
Penerbit
Surakarta : ., 2024
Deskripsi Fisik
46 Hlm : Illus : 30 Cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
370 Abe P
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
2024
Subjek
Proposal KTI (D3)
Info Detail Spesifik
Pelvis merupakan suatu organ yang berfungsi sebagai dasar atau penopang dari rongga abdomen. Pelvis juga berfungsi sebagai penghubung antara columna vertebralis dengan ekstremitas bagian bawah. Pelvis tersusun dari emapat tulang, yaitu dua hip bones, satu sacrum, dan satu coccyx. Superior sacrum bersendi dengan vertebrae lumbalis lima membentuk lumbosacral joint. Iliaca bersendi di bagain posterior dengan sacrum membentuk sacroiliaca joint. Salah satu indikasi dari pemeriksaan radiografi pelvis yaitu fraktur (Lampignano and Kendrick, 2018). Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas struktural korteks tulang dengan derajat cedera pada jaringan lunak disekitarnya yang sering disebabkan oleh trauma, penyakit degenerative serta dapat juga disebabkan karena faktor patologis lainnya. Salah satu tulang yang dapat mengalami fraktur ialah pelvis. Fraktur pelvis merupakan cedera dengan morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Tingkat keparahannya bisa bervariasi, mulai dari cedera ringan seperti nyeri, hingga cedera parah yang dapat mengakibatkan kematian (Dusak dkk, 2019). Patah tulang panggul secara luas dianggap sebagai salah satu lesi yang paling kompleks dan fatal, menyumbang 2-8% dari seluruh cedera tulang. Angka kejadian trauma panggul semakin meningkat karena tingginya angka kecelakaan lalu lintas melibatkan pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan pengendara sepeda. Penyebab lain dari trauma panggul adalah kecelakaan kerja dan olahraga. Dalam kasus trauma tumpul berenergi tinggi, usia rata-rata terjadinya patah tulang panggul adalah antara 30 dan 50 tahun. Pada trauma tumpul berenergi tinggi, fraktur cincin panggul jarang terjadi secara terpisah, namun mereka sering dikaitkan dengan cedera pada organ lain: otak, paru-paru, limpa, hati, ginjal, tulang panjang, dan aorta toraks. Angka kematian keseluruhan akibat trauma semacam ini adalah 516%, dan ini terkait dengan ketidakstabilan hemodinamik, sepsis, dan kegagalan multiorgan. Untuk trauma berenergi rendah, usianya lebih tinggi (sekitar 65 tahun), dan angka kematiannya lebih rendah. Lesi ini biasanya disebabkan oleh kondisi osteopenik/osteoporosis tanpa gejala yang signifikan komplikasi atau lesi terkait (Leone dkk, 2022) Menurut teori (Lampignano and Kendrick 2018) terdapat beberapa proyeksi yang dapat digunakan pada pemeriksaan pelvis antara lain Antero Posterior (AP) supine sebagai pemeriksaan rutin. Selain itu, terdapat proyeksi modifikasi Antero Posterior (AP) Bilateral Frogleg, AP Axial Inlet, AP Axial Outlet, Right Posterior Oblique (RPO) serta Left Posterior Oblique (LPO) dengan posisi pasien supine diatas meja pemeriksaan dan kaset diletakkan di bawah meja pemeriksaan. Tujuan dari proyeksi Ap yaitu untuk memperlihatkan keseluruhan dari pelvis, memperlihatkan fraktur pada pelvis, dislokasi, penyakit degenerative serta lesi pada tulang. Tujuan dari proyeksi Ap Bilateral Frogleg yaitu untuk memperlihatkan hip nontrauma serta memperlihatkan perkembangan dysplasia dari hip atau biasa dikenal sebagai congential hip dislocation (CDH). Tujuan dari proyeksi AP Axial Inlet yaitu memperlihatkan trauma pada daerah pelvis posterior displacement rotasi kedalam atau keluar dari pelvis anterior. Tujuan proyeksi AP Axial Outlet yaitu memperlihatkan pubis bilateral dan ischia pada trauma pelvis untuk fraktur dan dislokasi. Proyeksi RPO dan LPO umumnya digunakan sebagai perbandingan untuk melihat posterior acetabulum dan foramen obturator. Menurut Rasad (2018) untuk pemeriksaan pelvis dengan suspek fraktur harus dibuat dua foto tulang yang saling berkaitan. Sebaiknya menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP) dan lateral. Namun, apabila salah satu proyeksi tidak dapat dapat dilakukan karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan, maka diperlukan tambahan proyeksi khusus yaitu proyeksi Axial. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di Instalasi radiologi RSUD Dr. Moewardi pada pemeriksaan radiografi pelvis dengan suspek fraktur dilakukan dengan proyeksi proyeksi AP, Inlet, dan Outlet. Hal tersebut dilakukan sesuai denga lembar permintaan pemeriksaan. Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan atau bucky table dengan menggunakan kaset Digital Radiography (DR) ukuran 35 x 35 cm yang diletakkan di bawah meja pemeriksaan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai prosedur pemeriksaan radiografi pelvis pada laporan kasus untuk tugas akhir yang berjudul “prosedur pemeriksaan radiografi pelvis dengan suspek fraktur di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi”.
Pernyataan Tanggungjawab
ABELIA WANGI PRATAMA, NIM P1337430121016
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
  • Harap masuk untuk melihat lampiran
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

SIPUS IMOET
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

SIPUS IMOET (Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu) RSUD Dr. Moewardi adalah sistem yang mencakup
1.Layanan Online Public Accees Catalogue (OPAC) atau pencarian ketersediaan buku-buku cetak di Perpustakaan RSUD Dr. Moewardi dan Akses Karya Ilmiah
2.Layanan E-Library RSDM

   Download aplikasi E-Library RSDM
3. Layanan Titik baca dengan radius akses maksimal 300 meter dari titik induk 
- TITIK BACA GEDUNG FLAMBOYAN LANTAI 11
- TITIK BACA GEDUNG WIJAYA KUSUMA LANTAI 1

KRITIK DAN SARAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN DAN USULAN BUKU BARU, KLIK DI BAWAH INI
FORMULIR KEPUASAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN, KRITIK DAN SARAN SERTA USULAN BUKU BARU

PERMOHONAN PEMBUATAN SURAT BEBAS PERPUSTAKAAN
PERSYARATAN PEMBUATAN SURAT BEBAS PERPUSTAKAAN
 

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik