Pneumonia masih tetap menjadi masalah kesehatan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan berdampak pada sosial ekonomi, produktivitas, serta kualitas hidup. Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas di semua kalangan usia baik di negara berkembang maupun negara maju (Ticona et al., 2020). Berdasarkan Global Burden of Disease (GBD) yang melaporkan pada tahun 2021, pneumonia menyebabkan kematian dari 2,18 juta penduduk di dunia (GBD, 2024). Angka insidensi pneumonia secara global berkisar 14 kasus per penduduk tiap tahun dan angka mortalitas akibat pneumonia berkisar 0,7 kasus per penduduk atau sekitar 4 juta kematian tiap tahun (Tsoumani et al., 2023). Sedangkan di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) pada tahun 2018 melaporkan bahwa prevalensi kejadian pneumonia di Indonesia mencapai angka 2%, yang mana untuk di Jawa Tengah berada di angka 1,8% (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Sampai saat ini, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri menggunakan antibiotik sebagai terapi masih yang paling banyak digunakan. Infeksi MDRO menjadi masalah yang sangat serius untuk pneumonia. Resistensi menyebabkan pengobatan menggunakan antibiotik tidak efektif, sehingga hal ini menjadi tantangan besar bagi dokter dalam menentukan manajemen klinis pneumonia yang sesuai. Tantangan lain yaitu dikarenakan hasil kultur memerlukan waktu, dokter juga memerlukan pengetahuan yang luas terkait faktor risiko dan harus mengandalkan pedoman untuk menentukan terapi empirik yang tepat terkait infeksi MDRO (Gidal & Barnett, 2018). Akibat resistensi antibiotik yang menyebabkan sulitnya dokter untuk memilih terapi ini dapat menyebabkan mortalitas yang lebih besar akibat MDRO dibandingkan dengan pasien non-MDRO. Adapun sampai saat ini, pemilihan terapi untuk pasien MDRO semakin terbatas. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian guna menganalisis terkait hubungan faktor risiko pasien rawat inap pneumonia dengan kejadian MDRO di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.